selamat sore semua :) happy afternoon. .. ini masih afternoon yah, belum evening. ;)
aku masih menunggu teman di anjungan kampus. tenang saja, teman yang aku tunggu cewek kok. kami hanya akan megerjakan tugas kelompok sekaligus rapat internal.
rencananya kami bakal ada acara lagi nih. acara reorganisasi yang sebelumnya bakal kami isi dengan acara seminar keprofesian gitu. baru kemarin ya kayaknya aku selesai melakukan satu agenda dan itu bersama dia Mr.H. kalian tentu masih ingat dengan postingku tentang dia beberapa waktu lalu.
kali ini aku akan melakukan satu kegiatan lagi bersama dia. ya memang kali ini mungkin tidak akan sespesial agenda kemarin. karena aku disini hanya berperan sebagai ketua koordinator seksi sekretariatan.
tapi tetep aja aku bakal butuh bantuan dia buat ngebantu pekerjaanku.
Tulislah segala tentang kamu. Jadikan tulisan menjadi memorimu. Karena dengan tulisan, dunia akan mengenangmu. Tulislah mimpimu, maka mimpimu bukan hanya akan menjadi sekedar mimpi
Rabu, 12 November 2014
Jumat, 07 November 2014
Makan, Untuk apa?
Hay hello, happy
7th November.
Kali ini aku
pengen share sesuatu hal yang masih menjadi pertanyaan dari awal aku masuk
kuliah di tahun 2013 lalu sampe sekarang. Sebenarnya baru 3 semester sih, hehe.
Begini, waktu
pertama aku akan masuk kuliah, aku sempet Tanya pada diriku sendiri. Apa aku
bisa ngatur keuanganku sendiri? Toh selama ini aku hidup bersama bunda yang
selalu menjadi penasehat keuanganku, nah sebentar lagi aku akan mencoba hidup
jauh dari bunda, dan otomatis aku akan menjadi Direktur, Menejer, Bendahara,
dan Konsultan keuangan bagi keuanganku sendiri. Kalo bahasa ekonominya literasi keuangan *baru ngerti kemaren.
Hal pertama yang
menjadi bagian yang membingungkan sekaligus menyebalkan adalah makan. Ya karna
sebelumnya aku memang orang yang ogah-ogahan sama yang namanya makan. Meskipun sudah
mengidap penyakit magh. Waktu semester pertama, itu pertama kalinya aku keluar
malam. Agendanya kumpul-kumpul sama temen satu kelompok ospek. Kira-kira pukul 21.00 aku dan ketiga temanku
(1 cewek 2 cowok) pamitan terlebih dahulu. Sebelum pulang kami berencana untuk
nyari makan. Waktu itu dua diantara temenku itu punya hubungan. Ya sebut aja
mereka pacaran. Waktu si cowok nanya mau makan apa? Si cewek bilang terserah. Awalnya
kita menuju ke nasi goreng, namun setelah muter-muter dan ternyata gak ada, si
cowokpun memberi saran untuk makan di warung nasi kucing karena waktu semakin
malam. Dengan otomatis si cewek menjawab
“ha? Masa makan nasi kucing? Gak ah, gak mau”. Padahal sebenarnya warung nasi
kucing yang dituju bukan nasi kucing di pinggir jalan kok, tapi yang beneran
warung. Alhasil kami akhiri pencarian makan kami di sebuah warung bakso. Semenjak
saat itu aku jadi bertanya, apa salah makan di warung nasi kucing? Apa salah
makan nasi kucing? Salahnya apa? Bukanya makan itu biar kenyang. Nah kalo dia
gak suka makan nasi kucing, berarti dia gak suka dengan apa yang aku makan? Bagiku,
makan itu asal kenyang, sehat, dan yang pasti ekonomis. Mengingat aku hidup di
kost.
Semester dua hal
yang lain terjadi. Dan masih seputar dengan makan. Malam itu aku dijemput temen
kampus. Eitz… dia cewek kok. Kita rencananya mau jalan sekaligus nyari makan. Kebiasaan
ngejengkelin yang biasa aku lakukan adalah bilang “terserah” saat ditanya mau
makan apa. Itu yang membuat temenku bingung. Sebenarnya alasan aku bilang
terserah agar tidak terjadi hal seperti semester pertama dulu, saat menawarkan
makanan ekonomis, tapi terlihat menjauhi makanan itu. Setelah muter muter kami putuskan untuk makan di restoran franchise di deket-deket tempat kami. Aku
sempet gugup waktu itu, takutnya temenku bakal milih makanan yang harganya relative
tinggi sedang aku disisi lain harus ngirit dan disisi lain tidak enak jika
memesan makanan ekonomis. Namun gugupku
itu berubah menjadi rasa senang sekaligus bertanya-tanya karna menu yang
dipilih adalah paket ekonomis. Selama makan aku berpikir, makan aja pilih
tempat yang lumayan bernama, eh yang dipilih paket ekonomis juga. Justru lebih
mahal lamongan yang dipinggir jalan.
Sebenarnya mereka
makan itu untuk menghilangkan rasa lapar atau apa? Yah, sebagai teman aku hanya
bisa mencoba beradaptasi dengan mereka. Membawa diri untuk masuk ke dunia
mereka saat sedang bersama mereka. Dan kembali ke duniaku sendiri saat tidak
bersama mereka.
Oke sekian
inspirasi hari ini. .. ini ispirasiku, mana inspirasimu?
Minggu, 02 November 2014
Kutip Cerita Menarik dari Abang Tukang Bakpao
Kutip Cerita Menarik dari Abang Tukang Bakpao
Siapa sih yang tidak kenal
camilan basah ini? Bakpao. Kue yang di
isi dengan aneka rasa, coklat, kacang hijau dan aneka rasa yang lain. Disajikan
dengan suhu hangat dan seketika meleleh dalam mulut saat digigit.
Sore ini aku baru saja sampai di
kediaman keduaku di kota ini. Sebenarnya lebih gampang disebut kost. Setelah
aku dengar suara abang tukang bakpao
berbunyi dan di sertai dengan teriakan anak kecil pemilik kost yang aku tempati
yang usianya sekitar 5 tahun. Aku segera duduk di teras belakang kamarku yang
kebetulan langsung menghadap ke jalanan.
Mungkin ini adalah salah satu hobiku, memperhatikan setiap keadaan yang
terjadi diluar lewat teras kecil di lantai atas yang langsung menghadap ke
jalan namun tidak terlihat dari luar.
Abang tukang bakpao itu sudah
menjalankan sepedanya lumayan jauh, namun karena terikaan anak-anak kecil tadi,
iapun sesegera mungkin kembali ke halaman rumah yang aku tempati ini. Namun lama abang itu menunggu anak-anak yang
memanggilnya tidak lekas membeli. Bahkan hanya melihat dari jarak kurang lebih
2 meter. Anak pemilik kostku pun
memanggil ibunya yang tak hendak keluar, begitu pula anak tetangga sebelah yang
malah pulang kerumah mencari ibunya. Beberapa menit setelah anak-anak kembali dengan uang di genggamanya, merekapun
tak lekas memesan. Mungkin mereka menunggu ibu-ibu mereka datang menghampiri.
Aku hanya melihat dari atas. Apa
iya hanya demi 500 per buahnya abang itu rela menunggu beberapa menit? Namun
setelah aku melihat wajah abang itu, akupun tau bahwa sebenarnya dia bukan
berfikir berapa rupiah yang akan dia dapat setelah pesanan yang tidak pasti
itu, namun berapa rupiah yang terbuang percuma karna menunggu pesanan yang
tidak pasti itu. Aku terus memperhatikan. Sebenarnya ingin sekali aku ikut
turun dan menghampiri. Mungkin dengan modus membeli satu dua buah bakpao dari
abang itu agar dia tidak merasa percuma menunggu ditempat itu. Barusaja aku
akan beranjak, kulihat abang itu memutar sepedanya dan berjalan. Mungkin
kesabaran abang itu sudah habis. Memang sudah cukup lama ia berdiam tanpa
melakukan apa-apa didepan tadi. Dan tidak menghasilkan apa-apa.
Baru setelah abang itu pergi,
ibu-ibu mereka datang bersama anak-anak mereka dan mengejar. jelas saja abang itu
terus berjalan tanpa menghiraukan panggilan mereka. Lalu ibu-ibu mereka berkata
“mana abangnya? Udah pergi gitu
kok, dipanggil juga gak mau nengok.”
Sebenarnya dalam hal ini siapa
yang mengecewakan siapa? Pembeli yang mengecewakan penjual atau penjual yang
mengecewakan pembeli.?
Kesimpulanya singkat kok, hanya
kita jangan memberikan harapan palsu pada seseorang . selama ini kita biasanya
hanya mendengar harapan palsu untuk meggambarkan perasaan pemuda yang sedang
kasmaran. Namun disini kita tau, harapan palsu juga dialami oleh abang tukang
bakpao karna ulah kita yang fifty-fifty dalam memesan. Waktu yang dimiliki
seseorang itu tidak banyak. Namun terbatas. Begitupula kesabaran yang
dimilikinya.
Intinya, sebelum kita
melakukan sesuatu, pikirkan secara matang apakah kita akan melakukannya atau
tidak.agar seseorang tidak merasa kecewa atas sikap kita.
sekian inspirasi kali ini. aku tunggu komentar kalian mengenai cerita sore ini. terimakasih :)
Langganan:
Postingan (Atom)