Rabu, 12 November 2014

11 November 2014

selamat sore semua :) happy afternoon. .. ini masih afternoon yah, belum evening. ;)
aku masih menunggu teman di anjungan kampus. tenang saja, teman yang aku tunggu cewek kok. kami hanya akan megerjakan tugas kelompok sekaligus rapat internal.
rencananya kami bakal ada acara lagi nih. acara reorganisasi yang sebelumnya bakal kami isi dengan acara seminar keprofesian gitu. baru kemarin ya kayaknya aku selesai melakukan satu agenda dan itu bersama dia Mr.H. kalian tentu masih ingat dengan postingku tentang dia beberapa waktu lalu.
kali ini aku akan melakukan satu kegiatan lagi bersama dia. ya memang kali ini mungkin tidak akan sespesial agenda kemarin. karena aku disini hanya berperan sebagai ketua koordinator seksi sekretariatan.
tapi tetep aja aku bakal butuh bantuan dia buat ngebantu pekerjaanku.

Jumat, 07 November 2014

Makan, Untuk apa?



Hay hello, happy 7th November.
Kali ini aku pengen share sesuatu hal yang masih menjadi pertanyaan dari awal aku masuk kuliah di tahun 2013 lalu sampe sekarang. Sebenarnya baru 3 semester sih, hehe.
Begini, waktu pertama aku akan masuk kuliah, aku sempet Tanya pada diriku sendiri. Apa aku bisa ngatur keuanganku sendiri? Toh selama ini aku hidup bersama bunda yang selalu menjadi penasehat keuanganku, nah sebentar lagi aku akan mencoba hidup jauh dari bunda, dan otomatis aku akan menjadi Direktur, Menejer, Bendahara, dan Konsultan keuangan bagi keuanganku sendiri. Kalo bahasa ekonominya literasi keuangan *baru ngerti kemaren.
Hal pertama yang menjadi bagian yang membingungkan sekaligus menyebalkan adalah makan. Ya karna sebelumnya aku memang orang yang ogah-ogahan sama yang namanya makan. Meskipun sudah mengidap penyakit magh. Waktu semester pertama, itu pertama kalinya aku keluar malam. Agendanya kumpul-kumpul sama temen satu kelompok ospek.  Kira-kira pukul 21.00 aku dan ketiga temanku (1 cewek 2 cowok) pamitan terlebih dahulu. Sebelum pulang kami berencana untuk nyari makan. Waktu itu dua diantara temenku itu punya hubungan. Ya sebut aja mereka pacaran. Waktu si cowok nanya mau makan apa? Si cewek bilang terserah. Awalnya kita menuju ke nasi goreng, namun setelah muter-muter dan ternyata gak ada, si cowokpun memberi saran untuk makan di warung nasi kucing karena waktu semakin malam.  Dengan otomatis si cewek menjawab “ha? Masa makan nasi kucing? Gak ah, gak mau”. Padahal sebenarnya warung nasi kucing yang dituju bukan nasi kucing di pinggir jalan kok, tapi yang beneran warung. Alhasil kami akhiri pencarian makan kami di sebuah warung bakso. Semenjak saat itu aku jadi bertanya, apa salah makan di warung nasi kucing? Apa salah makan nasi kucing? Salahnya apa? Bukanya makan itu biar kenyang. Nah kalo dia gak suka makan nasi kucing, berarti dia gak suka dengan apa yang aku makan? Bagiku, makan itu asal kenyang, sehat, dan yang pasti ekonomis. Mengingat aku hidup di kost.
Semester dua hal yang lain terjadi. Dan masih seputar dengan makan. Malam itu aku dijemput temen kampus. Eitz… dia cewek kok. Kita rencananya mau jalan sekaligus nyari makan. Kebiasaan ngejengkelin yang biasa aku lakukan adalah bilang “terserah” saat ditanya mau makan apa. Itu yang membuat temenku bingung. Sebenarnya alasan aku bilang terserah agar tidak terjadi hal seperti semester pertama dulu, saat menawarkan makanan ekonomis, tapi terlihat menjauhi makanan itu.  Setelah muter muter kami  putuskan untuk makan di restoran franchise di deket-deket tempat kami. Aku sempet gugup waktu itu, takutnya temenku bakal milih makanan yang harganya relative tinggi sedang aku disisi lain harus ngirit dan disisi lain tidak enak jika memesan makanan ekonomis.  Namun gugupku itu berubah menjadi rasa senang sekaligus bertanya-tanya karna menu yang dipilih adalah paket ekonomis. Selama makan aku berpikir, makan aja pilih tempat yang lumayan bernama, eh yang dipilih paket ekonomis juga. Justru lebih mahal lamongan yang dipinggir jalan.
Sebenarnya mereka makan itu untuk menghilangkan rasa lapar atau apa? Yah, sebagai teman aku hanya bisa mencoba beradaptasi dengan mereka. Membawa diri untuk masuk ke dunia mereka saat sedang bersama mereka. Dan kembali ke duniaku sendiri saat tidak bersama mereka.
Oke sekian inspirasi hari ini. .. ini ispirasiku, mana inspirasimu?

Minggu, 02 November 2014

Kutip Cerita Menarik dari Abang Tukang Bakpao



Kutip Cerita Menarik dari Abang Tukang Bakpao

Siapa sih yang tidak kenal camilan basah ini? Bakpao.  Kue yang di isi dengan aneka rasa, coklat, kacang hijau dan aneka rasa yang lain. Disajikan dengan suhu hangat dan seketika meleleh dalam mulut saat digigit.




Sore ini aku baru saja sampai di kediaman keduaku di kota ini. Sebenarnya lebih gampang disebut kost. Setelah aku dengar suara  abang tukang bakpao berbunyi dan di sertai dengan teriakan anak kecil pemilik kost yang aku tempati yang usianya sekitar 5 tahun. Aku segera duduk di teras belakang kamarku yang kebetulan langsung menghadap ke jalanan.  Mungkin ini adalah salah satu hobiku, memperhatikan setiap keadaan yang terjadi diluar lewat teras kecil di lantai atas yang langsung menghadap ke jalan namun tidak terlihat dari luar. 



Abang tukang bakpao itu sudah menjalankan sepedanya lumayan jauh, namun karena terikaan anak-anak kecil tadi, iapun sesegera mungkin kembali ke halaman rumah yang aku tempati ini.  Namun lama abang itu menunggu anak-anak yang memanggilnya tidak lekas membeli. Bahkan hanya melihat dari jarak kurang lebih 2 meter.  Anak pemilik kostku pun memanggil ibunya yang tak hendak keluar, begitu pula anak tetangga sebelah yang malah pulang kerumah mencari ibunya. Beberapa menit setelah anak-anak  kembali dengan uang di genggamanya, merekapun tak lekas memesan. Mungkin mereka menunggu ibu-ibu mereka datang menghampiri.



Aku hanya melihat dari atas. Apa iya hanya demi 500 per buahnya abang itu rela menunggu beberapa menit? Namun setelah aku melihat wajah abang itu, akupun tau bahwa sebenarnya dia bukan berfikir berapa rupiah yang akan dia dapat setelah pesanan yang tidak pasti itu, namun berapa rupiah yang terbuang percuma karna menunggu pesanan yang tidak pasti itu. Aku terus memperhatikan. Sebenarnya ingin sekali aku ikut turun dan menghampiri. Mungkin dengan modus membeli satu dua buah bakpao dari abang itu agar dia tidak merasa percuma menunggu ditempat itu. Barusaja aku akan beranjak, kulihat abang itu memutar sepedanya dan berjalan. Mungkin kesabaran abang itu sudah habis. Memang sudah cukup lama ia berdiam tanpa melakukan apa-apa didepan tadi. Dan tidak menghasilkan apa-apa.



Baru setelah abang itu pergi, ibu-ibu mereka datang bersama anak-anak mereka dan mengejar. jelas saja abang itu terus berjalan tanpa menghiraukan panggilan mereka.  Lalu ibu-ibu mereka berkata



“mana abangnya? Udah pergi gitu kok, dipanggil juga gak mau nengok.”



Sebenarnya dalam hal ini siapa yang mengecewakan siapa? Pembeli yang mengecewakan penjual atau penjual yang mengecewakan pembeli.? 




Kesimpulanya singkat kok, hanya kita jangan memberikan harapan palsu pada seseorang . selama ini kita biasanya hanya mendengar harapan palsu untuk meggambarkan perasaan pemuda yang sedang kasmaran. Namun disini kita tau, harapan palsu juga dialami oleh abang tukang bakpao karna ulah kita yang fifty-fifty dalam memesan. Waktu yang dimiliki seseorang itu tidak banyak. Namun terbatas. Begitupula kesabaran yang dimilikinya.  
Intinya, sebelum kita melakukan sesuatu, pikirkan secara matang apakah kita akan melakukannya atau tidak.agar seseorang tidak merasa kecewa atas sikap kita.
sekian inspirasi kali ini. aku tunggu komentar kalian mengenai cerita sore ini. terimakasih :)