Kutip Cerita Menarik dari Abang Tukang Bakpao
Siapa sih yang tidak kenal
camilan basah ini? Bakpao. Kue yang di
isi dengan aneka rasa, coklat, kacang hijau dan aneka rasa yang lain. Disajikan
dengan suhu hangat dan seketika meleleh dalam mulut saat digigit.
Sore ini aku baru saja sampai di
kediaman keduaku di kota ini. Sebenarnya lebih gampang disebut kost. Setelah
aku dengar suara abang tukang bakpao
berbunyi dan di sertai dengan teriakan anak kecil pemilik kost yang aku tempati
yang usianya sekitar 5 tahun. Aku segera duduk di teras belakang kamarku yang
kebetulan langsung menghadap ke jalanan.
Mungkin ini adalah salah satu hobiku, memperhatikan setiap keadaan yang
terjadi diluar lewat teras kecil di lantai atas yang langsung menghadap ke
jalan namun tidak terlihat dari luar.
Abang tukang bakpao itu sudah
menjalankan sepedanya lumayan jauh, namun karena terikaan anak-anak kecil tadi,
iapun sesegera mungkin kembali ke halaman rumah yang aku tempati ini. Namun lama abang itu menunggu anak-anak yang
memanggilnya tidak lekas membeli. Bahkan hanya melihat dari jarak kurang lebih
2 meter. Anak pemilik kostku pun
memanggil ibunya yang tak hendak keluar, begitu pula anak tetangga sebelah yang
malah pulang kerumah mencari ibunya. Beberapa menit setelah anak-anak kembali dengan uang di genggamanya, merekapun
tak lekas memesan. Mungkin mereka menunggu ibu-ibu mereka datang menghampiri.
Aku hanya melihat dari atas. Apa
iya hanya demi 500 per buahnya abang itu rela menunggu beberapa menit? Namun
setelah aku melihat wajah abang itu, akupun tau bahwa sebenarnya dia bukan
berfikir berapa rupiah yang akan dia dapat setelah pesanan yang tidak pasti
itu, namun berapa rupiah yang terbuang percuma karna menunggu pesanan yang
tidak pasti itu. Aku terus memperhatikan. Sebenarnya ingin sekali aku ikut
turun dan menghampiri. Mungkin dengan modus membeli satu dua buah bakpao dari
abang itu agar dia tidak merasa percuma menunggu ditempat itu. Barusaja aku
akan beranjak, kulihat abang itu memutar sepedanya dan berjalan. Mungkin
kesabaran abang itu sudah habis. Memang sudah cukup lama ia berdiam tanpa
melakukan apa-apa didepan tadi. Dan tidak menghasilkan apa-apa.
Baru setelah abang itu pergi,
ibu-ibu mereka datang bersama anak-anak mereka dan mengejar. jelas saja abang itu
terus berjalan tanpa menghiraukan panggilan mereka. Lalu ibu-ibu mereka berkata
“mana abangnya? Udah pergi gitu
kok, dipanggil juga gak mau nengok.”
Sebenarnya dalam hal ini siapa
yang mengecewakan siapa? Pembeli yang mengecewakan penjual atau penjual yang
mengecewakan pembeli.?
Kesimpulanya singkat kok, hanya
kita jangan memberikan harapan palsu pada seseorang . selama ini kita biasanya
hanya mendengar harapan palsu untuk meggambarkan perasaan pemuda yang sedang
kasmaran. Namun disini kita tau, harapan palsu juga dialami oleh abang tukang
bakpao karna ulah kita yang fifty-fifty dalam memesan. Waktu yang dimiliki
seseorang itu tidak banyak. Namun terbatas. Begitupula kesabaran yang
dimilikinya.
Intinya, sebelum kita
melakukan sesuatu, pikirkan secara matang apakah kita akan melakukannya atau
tidak.agar seseorang tidak merasa kecewa atas sikap kita.
sekian inspirasi kali ini. aku tunggu komentar kalian mengenai cerita sore ini. terimakasih :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar