Kamis, 19 Februari 2015

Entah kenapa aku masih saja menunggu

Sehari ini aku merasa seperti bukan aku.
Tentu saja, karena tanpa aku sadari aku telah menunggunya seharian.
Sebenaranya aku benar-benar tidak ingin menunggunya.
Karena aku tahu, bagaimana sebenarnya dia. Jelas karena kami sudah satu sekolah selama tiga tahun.
Beberapa bulan yang lalu, dia sempat mengatakan hal itu lagi.
Itu bukan pertama kalinya dia mengatakan perasaanya. Dia sudah berulang kali mengatakan hal yang serupa dan jawabanku masih tetap sama.
Beberapa bulan yang lalu, aku mengatakan dengan sangat jelas bahwa aku memiliki orang yang aku sukai.
Setelah itu, kami tidak berhubungan lagi hingga beberapa minggu yang lalu.
Uh... ini memang salahku. Aku sengaja menghubunginya lagi karena aku rindu padanya.
Eits... sebentar, maksudku bukan kangen sama dia. Tapi... sama salah satu adik kelas yang sampai saat ini masih aku idam-idamkan.  Sebelum salah paham, aku jelaskan maksud perkataanku barusan ya. Aku mengidamkannya bukan berarti aku mencintainya. Namun, karena aku menyayanginya. Sanga...t menyayanginya.
Cinta sama sayang itu beda loh.
Karena aku begitu merindukannya, aku melakukan satu kesalahan.
Huft...
Aku tidak pernah bermaksud untuk memberi harapan lagi, namun hanya saja aku butuh sosok seseorang di sampingku saat ini. Sembari menunggunya selesai ujian.
Apa aku terdengar jahat...? Karena menjadikan temanku itu pelampiasan atau batu loncatan? aku benar-benar tidak bermaksud kok.
Namun, entahlah... apa yang aku pikirkan sekarang. Kenapa aku masih saja menunggunya hingga saat ini. Padahal aku tahu dengan jelas, seharian hujan tidak kunjung berhenti. Dia tidak mungkin merelakan tubuhnya basah kuyup hanya untuk menemuiku bukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar