Hallo pemuda Tinggi.
Senang bisa bertemu denganmu.
Masih ingat saat kita pertama kali bertemu pada bazaar ramadhan
sore itu. Yups, ibu yang memperkenalkan kita. lebih tepatnya memperkenalkan
kepada semua teman-temanmu juga.
Masker yang menutup gidung dan sebagian wajahmu hingga hanya
tersisa sorot mata yang bersinar meski harus mendongak untuk melihatnya. Kamu satu-satunya
pemuda dalam kelompok kece itu.
Kalau tidak salah ingat, kamu pakai kaos merah saat itu. Sekitar
satu minggu sebelum lebaran.
Senang sekali rasanya bertemu pemuda tinggi sepertimu. Lagi-lagi
karena kamu anak pertanian. Namun seminggu setelah itu ibu bilang kalau kamu
dan teman-temanmu sudah pulang ke daerah masing-masing, dan baru akan kembali
setelah lebaran.
Meskipun lebaran datang di tanggal 17 Juli, namun aku baru
sempat melihatmu lagi tanggal 17 Agustus. Cukup lama karena sebulan tidak
melihat pemuda tinggi sepertimu.
Eits, maaf kak. Aku mencuri fotomu. Sengaja aku buat DP BBM
agar orang-orang menganggap kamu pemudaku. Dan rasanya senang sekali saat ada
orang lain yang menilai kamu kece seperti penilaianku.
Waktu itu aku belum mengetahui namamu. Sempat aku tanyakan
pada ibu, namun ibu tidak menjawabnya. Sedikit kecewa memang, namun aku tidak
berani bertanya lebih tentangmu. Takut-takut ibu balas memberikan segudang
pertanyaan yang susah terjawab.
Tanggal 24 Agustus aku sengaja membatalkan acara nontonku
karena ingin melihatmu. Dan disitulah aku mengetahui siapa namamu. Ah…
sebenarnya ada rasa penyesalan sedikit. Kenapa aku tidak bertanya dari dulu
kepada Dinda. Dinda tau lebih banyak tentangmu. Dan dari Dinda lah aku tahu
namamu “Akbar” sebelum akhirnya kamu memperkenalkan dirimu sendiri.
Senangnya bisa duduk dibelakangmu. Menikmati potretmu dari
belakang, namun kekecewaan akhirnya hadir lagi saat ibu bilang kamu harus sudah
pulang tanggal 31 Agustus nanti. Kenapa cepat sekali? Bahkan sebelum aku
mengenalmu lebih jauh lagi kak.
26 Agustus, aku sudah mengatakan beberapa kali bahwa pemuda
dengan kaos/baju/kemeja hitam itu terlihat gimanaa gitu, kesannya itu… Beda . Aku
melihatmu menyeberang jalan dengan kaos hitam. Seketika rasanya meleleh sore
itu. Sebelum akhirnya Dinda yang duduk dibelakangku mengatakan bahwa kamu akan
pulang besok. Bukannya ibu bilang tanggal 31, kenapa sekarang semakin cepat.
Mungkin sore itu terakhir kalinya aku bisa melihatmu kak,
sosok pemuda tinggi yang memiliki simpati meski hanya sorotan mata yang
terlihat. Namun ternyata bukan sore di tanggal 26 Agustus terakhirku melihatmu,
namun siang di tanggal 27 Agustus. Saat kamu dan teman-temanmu berkunjung ke
rumah budheku. Yups… inilah hari terakhir aku melihatmu kak.
Andai aku mengenalmu lebih awal lagi, kapan lagi aku bisa
melihat sosokmu selain dari foto hasil curian beberapa minggu lalu itu.
Good bye kamu, pemuda tinggi.
Cepat buat laporan, cepat menyelesaikan study, cepat skripsi, cepat wisuda :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar