PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR EKONOMI
Pertumbuhan ekonomi sudah dijelaskan dalam artikel
sebelumnya. Namun, sebelum kita membahas tentang struktur ekonomi, mari kita
review sekilas tentang pertumbuhan ekonomi. Agar arah pembahasan artikel ini
tidak melenceng jauh dari pokok permasalahn yang akan dibahas. Sudah dijelaskan
pada artikel sebelumnya bahwa pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian
suatu Negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama
periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan
kondisi utama atau suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan
peningkatan kesejahteraan. Ada empat Teori yang mengemukakan tentang
pertumbuhan ekonomi. Teori-teori tersebut diantaranya, yang pertama ialah teori
klasik, yang dicetuskan oleh Adam
Smith, David Ricardo, Thomas Robert Malthus, dan Marx. Teori pertumbuhan
ekonomi yang kedua ialah teori Neo-Keynes oleh Harrod dan Domar. Teori
pertumbuhan ekonomi yang ketiga ialah teori Neo-Klasik yang terdiri dari Alfred
marshall, Leon Walras dan Knut Wicksel. Dan Teori pertumbuhan ekonomi yang
ke-empat ialah teori modern. Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Diantaranya sumber daya alam, akumulasi modal, pertambahan penduduk dan
angkatan kerja, kemajuan teknologi, dan sistem sosial dan sikap masyarakat. Pada
masa orde baru, Indonesia menerapkan sistem Planned
Economy, yang terdiri dari lima tahapan. Diantaranya tahap pertama, yaitu mengubah
pola atau basis tradisonal menjadi pola perekonomian modern, tahap kedua ialah precondition (tinggal landas), tahap
ketiga adalah initiating take off, tahap
yang ke-empat ialah tinggal landas, dan tahap kelima adalah tahap konsumsi tinggi,
Istilah
struktur dipakai untuk menunjukkan susunan atau komposisi dari sesuatu. Struktur ekonomi dipergunakan
untuk menunjukkan komposisi atau susunan sektor-sektor ekonomi dalam suatu
perekonomian. Sektor yang dominan atau yang diandalkan mempunyai kedudukan
paling atas dalam struktur tersebut dan menjadi ciri khas dari suatu
perekonomian. Dimaksudkan dengan sektor ekonomi yang dominan atau yang
diandalkan adalah sektor ekonomi yang menjadi sumber mata pencaharian sebagian
besar penduduk serta menjadi penyerap tenaga kerja yang terbesar. Sektor
ekonomi yang dominan atau andal dapat juga berarti sektor yang memberikan
sumbangan terbesar terhadap produk nasional dengan laju pertumbuhan yang
tinggi, yang menjadi ciri khas dari suatu perekonomian.
Dikenal
dua macam struktur ekonomi, yaitu struktur ekonomi agraris, ialah struktur
ekonomi yang didominasi oleh sektor pertanian. Sektor pertanian menjadi sumber
mata pencaharian sebagian besar penduduknya. Pada umumnya Negara-negara
berkembang (developing countries)
termasuk Indonesia disebut Negara agraris, dan Negara-negara yang termasuk
Negara-negara belum berkembang (under
developed countries) yang pertaniannya masih sangat tradisional
dikategorikan sebagai Negara agraris tradisional. Struktur ekonomi yang kedua
ialah struktur ekonomi Industri, dimana struktur ekonomi didominasi oleh sektor
industri. Sebagian besar produk domestik disumbangkan untuk laju pertumbuhan
ekonomi yang tinggal disumbangkan oleh sektor industri. Negara-negara amerika
Serikat, Jerman, Inggris, Perancis, Italy, Jepang dan Kanada yang termasuk
Negara industri maju.
Menurut Dumairy struktur perekonomian suatu negara dapat
dilihat dari berbagai sudut tinjauan. Setidak-tidaknya struktur perekonomian dapat
dilihat dari empat sudut tinjauan, yaitu tinjauan makro-sektoral, tinjauan
keuangan, tinjauan penyelenggaraan kenegaraan, dan tinjauan birokrasi
pengambilan keputusan. Berdasarkan tinjauan makro-sektoral perekonomian suatu
negara dapat berstruktur agraris, industri, atau niaga. Hal ini tergantung pada
sektor apa/mana yang dapat menjadi tulang punggung perekonomian Negara yang
bersangkutan. Dilihat secara makro sektoral dalam bentuk produk domestik bruto
maka struktur perekonomian Indonesia sampai tahun 1990-an masih agraris, namun
sekarang sudah berstruktur industri. Berdasarkan tinjauan keruangan perekonomian dapat dinyatakan berstruktur
kedesaan / tradisional dan berstruktur kekotaan/modern. Ditinjau dari
sudut pandang keruangan, struktur perekonomian telah bergeser dari struktur
pedesaan menjadi struktur perkotaan. Hal ini dapat kita lihat dan kita rasakan
sejak Pelita I hingga era reformasi sekarang ini. Kemajuan perekonomian di
kota-kota jauh lebih besar dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini disebabkan
pembangunan industri-industri pengolahan di daerah perkotaan dan juga makin
berkembangnya sarana dan prasarana transportasi dan komunikasi. Berdasarkan
tinjauan penyelenggaraan kenegaraan, struktur perekonomian dapat dibedakan menjadi
struktur etatis, egaliter, atau borjuis. Predikat ini bergantung pada siapa
atau kalangan mana yang menjadi pemeranm utama dalam perekonomian yang
berangkutan, yaitu bisa pemerintah/negara, bisa rakyat kebanyakan atau kalangan
pemodal dan usahawan. Struktur ekonomi Indonesia sejak awal Orde Baru hingga
pertengahan dasawarsa 1980-an berstruktur etatis dimana pemerintah atau Negara
dengan BUMN dan BUMD merupakan pelaku utama perekonomian Indonesia. Mulai
pertengahan dasawarsa 1990-an peran pemerintah dalam perekonomian
berangsur-angsur dikurangi, Struktur ekonomi untuk sementara adalah ke
perekonomian yang berstruktur borjuis, dan belum mengarah ke struktur
perekonomian yang egaliter, karena baru kalangan pemodal dan usahawan kuatlah
yang dapat dengan cepat menanggapi undangan dari pemerintah tersebut. Hal ini
berakibat terjadinya ekonomi konglomerasi dimana hanya beberapa orang pemodal
kuat yang mengendalikan sektor-sektor ekonomi di Indonesia, yang dampaknya
yaitu ambruknya perekonomian Indonesia karena tidak terkendalinya
investasi-investasi yang dananya berupa pinjaman dari luar negeri.
Pada era revormasi, struktur ekonomi Indonesia diarahkana pada struktur ekonomi egaliter dimana seluruh penggerak roda perekonomian dilibatkan dalam membangun perekonomian Indonesia. Misalnya dengan memperkuat peran usaha-usaha koperasi, pengusaha mikro, kecil dan menengah karena dianggap pelaku-pelaku ekonomi yang tahan menghadapai krisis ekonomi, dan dianggap sebagai pelaku-pelaku ekonomi yang mampu menjadi penyangga perekonomian Indonesia. Struktur ekonomi dapat pula dilihat berdasarkan tinjauan birokrasi pengambila keputusan. Dilihat dari sudut tinjauan ini, struktur ekonomi dapat dibedakan menjadi struktur ekonomi yang terpusat (sentralisasi) dan desentralisasi. Struktur perekonomian Indonesia selama era pembangunan jangka panjang tahap pertama adalah sentralistis. Dalam struktur ekonomi yang sentralistis pembuatan keputusannya lebih banyak ditetapkan oleh pemrintah pusat atau kalangan pemerintahan. Namun sejak diberlakukannya UU Nomor 22 tahun 1999 dan telah diubah menjadi UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah maka terjadi perubahan struktur perekonomian yang etatis menjadi egaliter, yang tadinya sentralistis menjadi desentralistis.
Pada era revormasi, struktur ekonomi Indonesia diarahkana pada struktur ekonomi egaliter dimana seluruh penggerak roda perekonomian dilibatkan dalam membangun perekonomian Indonesia. Misalnya dengan memperkuat peran usaha-usaha koperasi, pengusaha mikro, kecil dan menengah karena dianggap pelaku-pelaku ekonomi yang tahan menghadapai krisis ekonomi, dan dianggap sebagai pelaku-pelaku ekonomi yang mampu menjadi penyangga perekonomian Indonesia. Struktur ekonomi dapat pula dilihat berdasarkan tinjauan birokrasi pengambila keputusan. Dilihat dari sudut tinjauan ini, struktur ekonomi dapat dibedakan menjadi struktur ekonomi yang terpusat (sentralisasi) dan desentralisasi. Struktur perekonomian Indonesia selama era pembangunan jangka panjang tahap pertama adalah sentralistis. Dalam struktur ekonomi yang sentralistis pembuatan keputusannya lebih banyak ditetapkan oleh pemrintah pusat atau kalangan pemerintahan. Namun sejak diberlakukannya UU Nomor 22 tahun 1999 dan telah diubah menjadi UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah maka terjadi perubahan struktur perekonomian yang etatis menjadi egaliter, yang tadinya sentralistis menjadi desentralistis.
Pembangunan
ekonomi dalam periode jangka panjang, mengikuti pertumbuhan pendapatan
nasional, akan membawa suatu perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, dari
ekonomi tradisional dengan pertanian sebagai sektor primer ke ekonomi modern
yang didominasi oleh sektor-sektor sekunder khususnya industry manufaktur. Ada
kecenderungan semakin tinggi atau semakin cepat proses peningkatan pendapatan
masyarakat per kapita, semakin cepat perubahan struktur ekonomi, dengan asumsi
bahwa faktor-faktor lain yang mendukung proses tersebut seperti tenaga kerja,
bahan baku, dan teknologi tersedia.
Ada dua
teori utama yang umum digunakan dalam menganalisis perubahan struktur ekonomi,
yaitu dari Arthur Lewis tentang teori
migrasi dan Hollis Chenery dengan teori transformasi struktural. Teori Arthur
Lewis pada dasarnya membahas proses pembangunan ekonomi yang terjadi di daerah
pedesaan dan daerah perkotaan. Dalam teorinya, lewis mengasumsikan bahwa
perekonomian suatu Negara pada dasarnya terbagi menjadi dua. Yaitu perekonomian
tradisional di pedesaan yang didominasi oleh sektor pertanian dan perekonomian
modern di perkotaan dengan industry sebagai sektor utama. Karena perekonomian di
pedesaan masih bersifat tradisional dan sub sistem, dan pertumbuhan penduduk
yang tinggi maka terjadi kelebihan supplay tenaga kerja.
Indikator yang sering digunakan
dalam studi empiris untuk mengukur pola perubahan struktur ekonomi adalah
distribusi kesempatan kerja menurut sektor. Dalam pendapatan perkapita yang
rendah, sektor primer merupakan kontribusi terbesar dalam penyerapan tenaga
kerja. Namun pada tingkat pendapatan perkapita yang tinggi, sektor-sektor sekunder terutama industri
menjadi sangat penting dalam penyediaan kesempatan kerja. Di Indonesia, proses
perubahan struktur ekonomi boleh dikatakan cukup pesat. Periode sejak tahun
1983 hingga krisis ekonomi, peran sektor-sektor primer cenderung menurun,
sedangkan sektor-sektor sekunder seperti industry manufaktur, listrik, gas,
air, serta kontruksi dan sektor-sektor tersier yakni perdagangan, hotel dan
restoran, transportasi dan komunikasi, bank dan keuangan, dan kegiatan-kegiatan
ekonomi lainnya terus meningkat. Perubahan struktur ekonomi yang memperlemah
posisi relative dari pertanian dan pertambanagan di dalam perekonomian nasional
ini disebabkan laju pertumbuhan outpur rata-rata pertahun di kedua sektor
tersebut relative lebih lambat dibandingkan laju pertumbuhan output rata-rata
per tahun di sektor-sektor sekunder terutama industry manufaktur dan tersier
khususnya keuangan dan perBankan.
Singkatnya, struktur
ekonomi dapat diartikan sebagai komposisi peranan masing-masing sektor dalam
perekonomian baik menurut lapangan usaha maupun pembagian sektoral ke dalam
sektor primer, sekunder dan tersier. Gambaran kondisi struktur ekonomi
Indonesia dapat dilihat melalui kontribusi setiap sektor ekonomi terhadap
pembentukan PDB. Struktur ekonomi dikatakan berubah apabila
kontribusi/pangsa PDB dari sektor ekonomi yang mulanya dominan digantikan oleh
sektor ekonomi lain. Jika kita lihat dari
penjelasan diatas, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa telah terjadi
perubahan struktur ekonomi di Indonesia. Struktur perekonomian Indonesia
yang tengah kita hadapi saat ini sesungguhnya merupakan suatu struktur yang
tradisional. Sekarang kita sedang beralih dari struktur yang agraris ke struktur
industrial, dari struktur yang etatis ke struktur yang borjuis, dari struktur
pedesaan/tradisional ke struktur perkotaan.modern, sementara dalama hal
birokrasi dan pengambilan keputusan sudah mulai desentralisasi.
Daftar Pustaka:
Tambunan, Tulus T.H.2001.Perekonomian
Indonesia:Teori dan temuan empiris. Jakarta:Salemba empat
http://www.tenagasosial.com/2013/08/perubahan-struktur-ekonomi-indonesia.html
(diakses tanggal 13 Maret 2015 Pukul 14:28 WIB)
https://aisyaahh.wordpress.com/2013/04/29/struktur-ekonomi-indonesia/
(diakses tanggal 13 Maret 2015 Pukul 14:33 WIB)
http://accounting-media.blogspot.com/2014/05/struktur-ekonomi-indonesia.html
(diakses tanggal 13 Maret 2015 Pukul 14:41 WIB)
http://ekanurdiyanto.blogspot.com/2012/04/struktur-ekonomi-indonesia.html
(diakses tanggal 13 Maret 2015 Pukul 14:44 WIB)