Kamis, 26 Maret 2015

PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR EKONOMI



 PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR EKONOMI
               Pertumbuhan ekonomi sudah dijelaskan dalam artikel sebelumnya. Namun, sebelum kita membahas tentang struktur ekonomi, mari kita review sekilas tentang pertumbuhan ekonomi. Agar arah pembahasan artikel ini tidak melenceng jauh dari pokok permasalahn yang akan dibahas. Sudah dijelaskan pada artikel sebelumnya bahwa pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu Negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan kondisi utama atau suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan. Ada empat Teori yang mengemukakan tentang pertumbuhan ekonomi. Teori-teori tersebut diantaranya, yang pertama ialah teori klasik, yang dicetuskan oleh Adam Smith, David Ricardo, Thomas Robert Malthus, dan Marx. Teori pertumbuhan ekonomi yang kedua ialah teori Neo-Keynes oleh Harrod dan Domar. Teori pertumbuhan ekonomi yang ketiga ialah teori Neo-Klasik yang terdiri dari Alfred marshall, Leon Walras dan Knut Wicksel. Dan Teori pertumbuhan ekonomi yang ke-empat ialah teori modern. Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya sumber daya alam, akumulasi modal, pertambahan penduduk dan angkatan kerja, kemajuan teknologi, dan sistem sosial dan sikap masyarakat. Pada masa orde baru, Indonesia menerapkan sistem Planned Economy, yang terdiri dari lima tahapan. Diantaranya tahap pertama, yaitu mengubah pola atau basis tradisonal menjadi pola perekonomian modern, tahap kedua ialah precondition (tinggal landas), tahap ketiga adalah initiating take off, tahap yang ke-empat ialah tinggal landas, dan tahap kelima adalah tahap konsumsi tinggi,
              Istilah struktur dipakai untuk menunjukkan susunan atau komposisi dari sesuatu. Struktur ekonomi dipergunakan untuk menunjukkan komposisi atau susunan sektor-sektor ekonomi dalam suatu perekonomian. Sektor yang dominan atau yang diandalkan mempunyai kedudukan paling atas dalam struktur tersebut dan menjadi ciri khas dari suatu perekonomian. Dimaksudkan dengan sektor ekonomi yang dominan atau yang diandalkan adalah sektor ekonomi yang menjadi sumber mata pencaharian sebagian besar penduduk serta menjadi penyerap tenaga kerja yang terbesar. Sektor ekonomi yang dominan atau andal dapat juga berarti sektor yang memberikan sumbangan terbesar terhadap produk nasional dengan laju pertumbuhan yang tinggi, yang menjadi ciri khas dari suatu perekonomian.
               Dikenal dua macam struktur ekonomi, yaitu struktur ekonomi agraris, ialah struktur ekonomi yang didominasi oleh sektor pertanian. Sektor pertanian menjadi sumber mata pencaharian sebagian besar penduduknya. Pada umumnya Negara-negara berkembang (developing countries) termasuk Indonesia disebut Negara agraris, dan Negara-negara yang termasuk Negara-negara belum berkembang (under developed countries) yang pertaniannya masih sangat tradisional dikategorikan sebagai Negara agraris tradisional. Struktur ekonomi yang kedua ialah struktur ekonomi Industri, dimana struktur ekonomi didominasi oleh sektor industri. Sebagian besar produk domestik disumbangkan untuk laju pertumbuhan ekonomi yang tinggal disumbangkan oleh sektor industri. Negara-negara amerika Serikat, Jerman, Inggris, Perancis, Italy, Jepang dan Kanada yang termasuk Negara industri maju.
              Menurut Dumairy struktur perekonomian suatu negara dapat dilihat dari berbagai sudut tinjauan. Setidak-tidaknya struktur perekonomian dapat dilihat dari empat sudut tinjauan, yaitu tinjauan makro-sektoral, tinjauan keuangan, tinjauan penyelenggaraan kenegaraan, dan tinjauan birokrasi pengambilan keputusan. Berdasarkan tinjauan makro-sektoral perekonomian suatu negara dapat berstruktur agraris, industri, atau niaga. Hal ini tergantung pada sektor apa/mana yang dapat menjadi tulang punggung perekonomian Negara yang bersangkutan. Dilihat secara makro sektoral dalam bentuk produk domestik bruto maka struktur perekonomian Indonesia sampai tahun 1990-an masih agraris, namun sekarang sudah berstruktur industri. Berdasarkan tinjauan keruangan perekonomian dapat dinyatakan berstruktur kedesaan / tradisional dan berstruktur kekotaan/modern. Ditinjau dari sudut pandang keruangan, struktur perekonomian telah bergeser dari struktur pedesaan menjadi struktur perkotaan. Hal ini dapat kita lihat dan kita rasakan sejak Pelita I hingga era reformasi sekarang ini. Kemajuan perekonomian di kota-kota jauh lebih besar dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini disebabkan pembangunan industri-industri pengolahan di daerah perkotaan dan juga makin berkembangnya sarana dan prasarana transportasi dan komunikasi. Berdasarkan tinjauan penyelenggaraan kenegaraan, struktur perekonomian dapat dibedakan menjadi struktur etatis, egaliter, atau borjuis. Predikat ini bergantung pada siapa atau kalangan mana yang menjadi pemeranm utama dalam perekonomian yang berangkutan, yaitu bisa pemerintah/negara, bisa rakyat kebanyakan atau kalangan pemodal dan usahawan. Struktur ekonomi Indonesia sejak awal Orde Baru hingga pertengahan dasawarsa 1980-an berstruktur etatis dimana pemerintah atau Negara dengan BUMN dan BUMD merupakan pelaku utama perekonomian Indonesia. Mulai pertengahan dasawarsa 1990-an peran pemerintah dalam perekonomian berangsur-angsur dikurangi, Struktur ekonomi untuk sementara adalah ke perekonomian yang berstruktur borjuis, dan belum mengarah ke struktur perekonomian yang egaliter, karena baru kalangan pemodal dan usahawan kuatlah yang dapat dengan cepat menanggapi undangan dari pemerintah tersebut. Hal ini berakibat terjadinya ekonomi konglomerasi dimana hanya beberapa orang pemodal kuat yang mengendalikan sektor-sektor ekonomi di Indonesia, yang dampaknya yaitu ambruknya perekonomian Indonesia karena tidak terkendalinya investasi-investasi yang dananya berupa pinjaman dari luar negeri.
Pada era revormasi, struktur ekonomi Indonesia diarahkana pada struktur ekonomi egaliter dimana seluruh penggerak roda perekonomian dilibatkan dalam membangun perekonomian Indonesia. Misalnya dengan memperkuat peran usaha-usaha koperasi, pengusaha mikro, kecil dan menengah karena dianggap pelaku-pelaku ekonomi yang tahan menghadapai krisis ekonomi, dan dianggap sebagai pelaku-pelaku ekonomi yang mampu menjadi penyangga perekonomian Indonesia. Struktur ekonomi dapat pula dilihat berdasarkan tinjauan birokrasi pengambila keputusan. Dilihat dari sudut tinjauan ini, struktur ekonomi dapat dibedakan menjadi struktur ekonomi yang terpusat (sentralisasi) dan desentralisasi. Struktur perekonomian Indonesia selama era pembangunan jangka panjang tahap pertama adalah sentralistis. Dalam struktur ekonomi yang sentralistis pembuatan keputusannya lebih banyak ditetapkan oleh pemrintah pusat atau kalangan pemerintahan. Namun sejak diberlakukannya UU Nomor 22 tahun 1999 dan telah diubah menjadi UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah maka terjadi perubahan struktur perekonomian yang etatis menjadi egaliter, yang tadinya sentralistis menjadi desentralistis.
                Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang, mengikuti pertumbuhan pendapatan nasional, akan membawa suatu perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, dari ekonomi tradisional dengan pertanian sebagai sektor primer ke ekonomi modern yang didominasi oleh sektor-sektor sekunder khususnya industry manufaktur. Ada kecenderungan semakin tinggi atau semakin cepat proses peningkatan pendapatan masyarakat per kapita, semakin cepat perubahan struktur ekonomi, dengan asumsi bahwa faktor-faktor lain yang mendukung proses tersebut seperti tenaga kerja, bahan baku, dan teknologi tersedia.
                Ada dua teori utama yang umum digunakan dalam menganalisis perubahan struktur ekonomi, yaitu dari Arthur Lewis  tentang teori migrasi dan Hollis Chenery dengan teori transformasi struktural. Teori Arthur Lewis pada dasarnya membahas proses pembangunan ekonomi yang terjadi di daerah pedesaan dan daerah perkotaan. Dalam teorinya, lewis mengasumsikan bahwa perekonomian suatu Negara pada dasarnya terbagi menjadi dua. Yaitu perekonomian tradisional di pedesaan yang didominasi oleh sektor pertanian dan perekonomian modern di perkotaan dengan industry sebagai sektor utama. Karena perekonomian di pedesaan masih bersifat tradisional dan sub sistem, dan pertumbuhan penduduk yang tinggi maka terjadi kelebihan supplay tenaga kerja.
                Indikator yang sering digunakan dalam studi empiris untuk mengukur pola perubahan struktur ekonomi adalah distribusi kesempatan kerja menurut sektor. Dalam pendapatan perkapita yang rendah, sektor primer merupakan kontribusi terbesar dalam penyerapan tenaga kerja. Namun pada tingkat pendapatan perkapita yang tinggi,  sektor-sektor sekunder terutama industri menjadi sangat penting dalam penyediaan kesempatan kerja. Di Indonesia, proses perubahan struktur ekonomi boleh dikatakan cukup pesat. Periode sejak tahun 1983 hingga krisis ekonomi, peran sektor-sektor primer cenderung menurun, sedangkan sektor-sektor sekunder seperti industry manufaktur, listrik, gas, air, serta kontruksi dan sektor-sektor tersier yakni perdagangan, hotel dan restoran, transportasi dan komunikasi, bank dan keuangan, dan kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya terus meningkat. Perubahan struktur ekonomi yang memperlemah posisi relative dari pertanian dan pertambanagan di dalam perekonomian nasional ini disebabkan laju pertumbuhan outpur rata-rata pertahun di kedua sektor tersebut relative lebih lambat dibandingkan laju pertumbuhan output rata-rata per tahun di sektor-sektor sekunder terutama industry manufaktur dan tersier khususnya keuangan dan perBankan.
                Singkatnya, struktur ekonomi dapat diartikan sebagai komposisi peranan masing-masing sektor dalam perekonomian baik menurut lapangan usaha maupun pembagian sektoral ke dalam sektor primer, sekunder dan tersier. Gambaran kondisi struktur ekonomi Indonesia dapat dilihat melalui kontribusi setiap sektor ekonomi terhadap pembentukan PDB. Struktur ekonomi dikatakan berubah apabila kontribusi/pangsa PDB dari sektor ekonomi yang mulanya dominan digantikan oleh sektor ekonomi lain. Jika kita lihat dari penjelasan diatas, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa telah terjadi perubahan struktur ekonomi di Indonesia. Struktur perekonomian Indonesia yang tengah kita hadapi saat ini sesungguhnya merupakan suatu struktur yang tradisional. Sekarang kita sedang beralih dari struktur yang agraris ke struktur industrial, dari struktur yang etatis ke struktur yang borjuis, dari struktur pedesaan/tradisional ke struktur perkotaan.modern, sementara dalama hal birokrasi dan pengambilan keputusan sudah mulai desentralisasi.

Daftar Pustaka:

Tambunan, Tulus T.H.2001.Perekonomian Indonesia:Teori dan temuan empiris. Jakarta:Salemba empat
https://aisyaahh.wordpress.com/2013/04/29/struktur-ekonomi-indonesia/ (diakses tanggal 13 Maret 2015 Pukul 14:33 WIB)
http://ekanurdiyanto.blogspot.com/2012/04/struktur-ekonomi-indonesia.html (diakses tanggal 13 Maret 2015 Pukul 14:44 WIB)

1 komentar: