Minggu, 15 Maret 2015

MENUJU PERTUMBUHAN EKONOMI BERKUALITAS


MENUJU PERTUMBUHAN EKONOMI BERKUALITAS
Saat kita berbicara tentang pertumbuhan ekonomi, maka pembicaraan kita tidak jauh dari pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian penting dari pembangunan nasional  secara keseluruhan dengan tujuan akhir untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Walaupun bukan suatu indikator yang bagus, kesejahteraan masyarakat dilihat dari aspek ekonominya. Hal itu dapat diukur dengan tingkat pendapatan nasional per kapita. Pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu target yang sangat penting yang harus dicapai dalam proses pembangunan ekonomi. Oleh karena itu, umumnya perencanaan pembangunan ekonomi berorientasi pada masalah pertumbuhan. Bagi Negara Indonesia yang jumlah penduduknya tergolong besar dan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi serta ditambah lagi dengan jumlah penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan pada awal proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi menjadi sangat penting dan lajunya harus jauh lebih besar daripada laju pertumbuhan penduduk agar peningkatan pendapatan masyarakat tercapai.
Indonesia sendiri membutuhkan pertumbuhan ekonomi berkualitas atau inklusive growth yang banyak menyerap tenaga kerja, bukan sekedar besaran angka. Dari wacana tersebut,Indonesia sangat berpotensi besar dalam membuat beberapa kebijakan untuk bisa meninjau kembai analisa yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Pembangunan dan pertumbuhan adalah dua hal yang tidak dapat dipidahkan, tetapi diantara dua hal tersebut terdapat Trade – off atau pertukaran untuk bisa memilih suatu keputusan pemerataan masyarakat di Indonesia atau menunjang pertumbuhannya.
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Tolak ukur pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan hasil produksi (output) dalam tingkat nyata ekonomi dan diukur melalui perubahan hasil produksi setiap tahunnya dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan kondisi utama atau suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan. Oleh karena itu, semakin bertambahnya pendapatan masyarakat setiap tahunnya, maka akan bertambah pula kebutuhan konsumsi setiap tahunnya. Selain dari sisi permintaan (konsumsi), dari segi penawaran, pertumbuhan penduduk juga membutuhkan pertumbuhan kesempatan kerja  (sumber pendapatan).
Ada empat Teori yang mengemukakan tentang pertumbuhan ekonomi. Teori-teori tersebut diantaranya, yang pertama ialah teori klasik. Dasar pemikiran dari teori klasik ini adalah pembangunan ekonomi yang diandasi oleh sistem liberal, yang mana pertumbuhan ekonomi dipacu oleh semangat untuk mendapatkan keuntungan maksimal. Jika keuntungan meningkat, tabungan akan meningkat, dan investasi juga akan bertambah. Hal ini akan meningkatkan stok modal yang ada, skala produksi meningkat dan meningkatkan permintaan terhadap tenaga kerja sehingga tingkat upah juga meningkat. Yang termasuk dalam teori pertumbuhan ini ialah teori pertumbuhan Adam Smith, yang mengemukaan bahwa faktor penentu proses produksi ada tiga yaitu sumber daya alam, sumber daya manusia, dan barang modal. Yang kedua ialah teori pertumbuhan David Ricardo. Beliau mengemukaan bahwa pertumbuhan ditentukan oleh sumber daya alam (dalam arti tanah) yang terbatas jumlahnya, dan jumlah penduduk yang menghasilkan jumlah tenaga kerja yang menyesuaikan diri dengan tingkat upah, di atas atau di bawah tingkat upah alamiah. Yang ketiga ialah teori pertumbuhan dari Thomas Robert Malthus. Yang mengemukaan bahwa ukuran keberhasilan suatu perekonomian adalah kesejahteraan Negara. Sektor yang dominan adalah pertanian dan industri. Serta ada dua penentu yang menjadi tolak ukur yaitu faktor - faktor ekonomi (Tanah, tenaga kerja, modal) dan faktor – faktor non ekonomi seperi organisasi (keamanan atas kekayaan, konstitusi dan hukum yang pasti, etos kerja dan disiplin yang tinggi). Pencetus teori klasik yang ke-empat ialah teori Marx. Selanjutnya, teori pertumbuhan ekonomi yang kedua ialah teori Neo-Keynes. Dalam teori ini, Harrod dan Domar memperluas teori Keynes dengan keseimbangan teori ekonomi yakni memfokuskan investasi dan saving. Teori pertumbuhan ekonomi yang ketiga ialah teori Neo-Klasik yang terdiri dari Alfred marshall, Leon Walras dan Knut Wicksel. Dan Teori pertumbuhan ekonomi yang ke-empat ialah teori modern.
Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya sumber daya alam yang  merupakan faktor  input yang akan diubah menjadi output. Sumber daya alam yang beraneka ragam menjadikan kekayaan akan bahan baku untuk dijadikan beraneka jenis produk tanpa harus mengimpor dari negara lain. Faktor yang kedua ialah akumulasi modal, yakni pendapatan yang ditabung untuk diinvestasikan ke produksi dalam bentuk bahan baku peralatan, pabrik baru dan infrastruktur. Faktor ketiga ialah pertambahan penduduk dan angkatan kerja. Pertambahan penduduk merupakan penambahan jumlah tenaga kerja produktif untuk mengerjakan proses produksi. Faktor yang ke-empat ialah kemajuan teknologi yang merupakan kemajuan hasil riset tentang penemuan-penemuan baru dan teknologi baru, sehingga dapat meningkatkan produktifitas lebih cepat. Faktor yang terakhir ialah  sistem sosial dan sikap masyarakat yang memegang peranan penting dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi.
Fluktuasi Perekonomian Indonesia sangat terkait dengan fluktuasi stabilitas sosial, politik dan keamanan. Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat secara relatif maupun absolute. Pada masa orde baru, Indonesia menerapkan sistem Planned Economy, yang terdiri dari beberapa tahapan. Diantaranya tahap pertama, yaitu mengubah pola atau basis tradisonal menjadi pola perekonomian modern. Tahap kedua ialah precondition (tinggal landas). Dalam tahap ini, faktor pertanian masih menjadi sektor yang dominan dan penting, kegiatan perekonomian bergerak secara dinamis, juga sektor industri, jasa, dan lembaga keuangan mulai berkembang. Hal ini di realisasikan dengan pembangunan infrastruktur seperti jalan raya, rel kereta, dan lain-lain. Tahap selanjutnya adalah initiating take off. Dalam tahap ketiga ini,porsi pembangunan mulai diserahkan kepada swasta. Pemerintah lebih bersifat menjadi pendorong melalui peraturan dan kestabilan politik. Peran penanaman modal asing dalam pembangunan semakin tinggi, bahkan jauh lebih tinggi peran swasta maupun domestik Negara. Selanjutnya, Growth Model bertumpu pada akumulasi kapital melalui pasar modal. Tahap yang ke-empat ialah tinggal landas. Ini merupakan tahap yang paling menentukan pertumbuhan ekonomi. Menurut Kuncoro tahap ini dibagi menjadi tiga. Yang pertama ialah kenaikan laju investasi produktif antara 5 – 10 persen dari pendapatan nasional, kedua ialah  perkembangan salah satu dari beberapa manufaktur yang sangat tinggi, dan yang ketiga ialah adanya kerangka poitik, institusi yang jelas, dapat mendorong ekspansi di sektor modern. Pada peran ini pemerintah hanya sebagai fasilitator bukan inisiator, peran swasta sangat tinggi dalam pembangunan, mekanisme pasar mulai diperkenalkan dalam Local Currency dalam perdagangan internasional.  Tahap kelima adalah tahap konsumsi tinggi. Meskipun pemerintah berusaha menyadarkan masyarakat bahwa kesejahteraan individu tidak hanya dapat diselesaikan dengan masalah konsumsi, tetapi nyatanya masih banyak kemiskinan melanda, dan pertumbuhan ekonomi yang dicerminkan pada pendapatan nasional hanya dapat dinikmati oleh golongan masyarakat tertentu saja. Dan dari situlah mulai adanya kerapuhan pada perekonomian, dan selanjutnya terjadilah krisis moneter pada saat itu.
Menanggapi hal diatas, dapat dianalisa beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Diantaranya kredit perbankan yang berperan dalam mendorong perluasan kesempatan kerja dengan penyediaan dana untuk membuka ladang usaha. Faktor analisa yang kedua ialah tingkat konsumsi. Apabila masyarakat banyak mengkonsumsi produk-produk dalam negeri, maka dinyatakan bahwa negara tersebut dapat dominan memenuhi kebutuhan suatu negaranya. Namun apabila masyarakat banyak mengkonsumsi produk – produk luar negeri, maka pertumbuhan ekonomi suatu negara tersebut berkurang. Karena selalu mengkonsumsi produk impor dapat dikatakan pola konsumtif. Faktor yang ketiga ialah tenaga kerja. Posisi tenaga kerja dapat menggerakkan perekonomian suatu daerah, karena tenaga kerja produktif merupakan sumber penerimaan daerah dan merupakan sektor pajak dari konsumen. Faktor ke-empat ialah pengeluaran pemerintah, yang kelima ialah volume ekspor. Semakin tinggi ekspor yang dikeluarkan suatu Negara, semakin tinggi produktifitas kerja dan semakin tinggi tingkat pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Dan yang terakhir ialah indeks pembangunan Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas adalah pertumbuhan ekonomi yang memiliki tolak ukur dalam mengurangi masalah masalah  dalam perekonomian, terdapat beberapa strategi yang disebut Triple Track Strategy, yaitu : Pro – Poor, Pro Job, dan Pro Growth. Basis pertama yaitu meningkatkan ekspor dan investasi, basis kedua menggerakkan sektor Riil guna meningkatkan lahan tenaga kerja, basis ketiga yaitu merevitalisasi pertanian, kehutanan, dan ekonomi pedesaan untuk mengurangi kemiskinan. Untuk menunjang pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, dapat dilakukan beberapa stretegi pembangunan. Yakni dengan menggalakan aksi Pro Job, Pro Poor, dan Pro Growth dengan cara menjamin pendidikan,kesehatan jaminan sosial, dan pemerataan pada tenaga kerja. Pro job lebih ditekankan pada percepatan perluasan lapangan pekerjaan. Dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas mampu mencerminkan adanya peningkatan aktivitas dunia usaha dan ekonomi yang akan memberikan peluang besar kepada angkatan kerja di pasar. Karena itu, pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas baru dapat dicapai jika disertai dengan peningkatan kesempatan kerja dan penurunan tingkat pengangguran di masyarakat. Pemerintah  harus mampu mendorong sektor riil yang banyak menyerap tenaga kerja agar pengangguran dapat ditekan seminimal mungkin. Selanjutnya, pengelolaan ekonomi yang pro poor diarahkan untuk mengurangi kemiskinan. Menurunnya jumlah penduduk miskin merupakan indikator keharusan yang secara langsung dapat menunjukkan peningkatan kesejahteraan rakyat.
Untuk mengetahui apakah Indonesia sudah termasuk memiliki pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, maka kita harus mengetahui bagaimana karakteristik pertumbuhan ekonomi dikatakan berkualitas. Diantaranya pertumbuhan ekonomi yang terus menerus meningkat dan berkelanjutan, adanya pertumbuhan yang dibarengi dengan pemerataan, banyaknya lapangan pekerjaan, dan adanya kesejahteraan masyarakat. Kenapa kita harus menuju pertumbuhan ekonomi yang berkualitas? Hal ini dikarenakan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas memiliki beberapa manfaat seperti terbukanya lapangan pekerjaan dan mengurangi pengangguran, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memperbaiki ekonomi masyarakat, mengurangi risiko gejolak sosial dan meningkatkan stabilitas sosial politik. Namun, dalam upaya mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas ini, terdapat beberapa faktor yang menjadi penghambat usaha tersebut. Hambatan-hambatan itu ialah kemiskinan (poverty), permasalahan kemiskinan masih menjadi masalah utama. Di Indonesia, penurunan kemiskinan berjalan lambat. Hal ini disebabkan oleh dua hal. Yakni kebijakan penanggulangan kemiskinan yang kurang tepat karena kurang memperhatikan karakteristik kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi yang belum berkualitas. Hambatan yang kedua ialah ketimpangan (inequality), meskipun pendapatan perkapita terus meningkat, namun pada saat yang sama ketimpangan pendapatan terus melebar karena rata-rata pengeluaran/pendapatan penduduk golongan bawah lebih lambat dibandingkan kelompok kelas menengah dan kaya.
Sekarang pertanyaanya adalah apakah pertumbuhan ekonomi di Indonesia sudah berkualitas?. Dengan penjelasan diatas, dapat kita tarik benang merah bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia selama ini belum berkualitas meskipun selama ini pertumbuhan ekonomi cukup tinggi. Dikatakan belum berkualitas karena selama ini pertumbuhan ekonomi Indonesia belum mampu mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan. Dampaknya hanya baru dirasakan oleh masyarakat tertentu. Ketimpangan dalam masyarakat masih ada, pendapatan per kapita masyarakat juga tidak merata, serta penduduk miskin masih saja bertambah. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, diharapkan mampu mengurangi pengangguran dan kemiskinan sehingga kesejahteraan rakyat dapat terwujud melalui (growth with equality). Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas seharusnya berawal dari kesiapan pra-kondisi yang menuntut kemampuan atau kinerja stabilitas ekonomi makro yang kondusif sebagai prasyaratnya. Hasilnya harus dapat berimplikasi yang positif pada tumbuh dan berkembangnya aktivitas riil di semua sektor ekonomi, terutama UMKM. Karena, aktivitas di sektor UMKM pada dasarnya lebih mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar sebagai salah satu indikator keberhasilan dari pertumbuhan ekonomi yang berkualitas tersebut. Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkualitas hendaknya lebih diletakkan pada kemampuan dari pengeluaran sektor investasi yang sangat fundamental, khususnya investasi di bidang human capital, capital social, infrastruktur dan teknologi khususnya teknologi informasi. Penguatan investasi pada semua sektor melalui bidang tersebut sangat jelas lebih mampu menciptakan efek ganda (multiplier effect) yang lebih tinggi dalam pertumbuhan dan pembangunan ekonomi suatu bangsa (Indonesia). Dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas secara berkelanjutan, akan berdampak positif pada semakin maju dan sejahteranya rakyat suatu Negara yang bersangkutan, atau dengan daya kreativitas dan inovatifnya akan lebih mampu merubah dirinya dari kondisi keterbelakangan menuju ke dalam kondisi masyarakat yang lebih maju dan mandiri. Pendek kata, Negara – negara yang sedang berkembang khususnya Indonesia dapat membuat strategi dan penambahan kualitas efektifitas kerja, serta investasi sumber daya manusia untuk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.

Daftar pustaka :
Tambunan, Tulus T.H.2001.Perekonomian Indonesia:Teori dan temuan empiris. Jakarta:Salemba empat

Sukirno, Sadono.1985.Ekonomi Pembangunan:Proses,Masalah,dan Dasar Kebijaksanaan. Jakarta:Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi UI,Bima Grafika







Tidak ada komentar:

Posting Komentar