MENUJU PERTUMBUHAN EKONOMI BERKUALITAS
Saat kita
berbicara tentang pertumbuhan ekonomi, maka pembicaraan kita tidak jauh dari
pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian penting
dari pembangunan nasional secara keseluruhan dengan tujuan akhir untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Walaupun bukan suatu indikator yang
bagus, kesejahteraan masyarakat dilihat dari aspek ekonominya. Hal itu dapat
diukur dengan tingkat pendapatan nasional per kapita. Pertumbuhan ekonomi
menjadi salah satu target yang sangat penting yang harus dicapai dalam proses
pembangunan ekonomi. Oleh karena itu, umumnya perencanaan pembangunan ekonomi
berorientasi pada masalah pertumbuhan. Bagi Negara Indonesia yang jumlah
penduduknya tergolong besar dan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi serta
ditambah lagi dengan jumlah penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan pada
awal proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi menjadi sangat penting dan lajunya
harus jauh lebih besar daripada laju pertumbuhan penduduk agar peningkatan
pendapatan masyarakat tercapai.
Indonesia sendiri membutuhkan pertumbuhan ekonomi berkualitas
atau inklusive
growth yang banyak menyerap tenaga kerja, bukan sekedar besaran angka. Dari
wacana tersebut,Indonesia sangat berpotensi besar dalam membuat beberapa
kebijakan untuk bisa meninjau kembai analisa yang mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi yang berkualitas. Pembangunan dan pertumbuhan adalah dua hal yang tidak
dapat dipidahkan, tetapi diantara dua hal tersebut terdapat Trade – off atau
pertukaran untuk bisa memilih suatu keputusan pemerataan masyarakat di
Indonesia atau menunjang pertumbuhannya.
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi
perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih
baik selama periode tertentu. Tolak ukur pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan
hasil produksi (output) dalam tingkat nyata ekonomi dan diukur melalui
perubahan hasil produksi setiap tahunnya dalam jangka panjang. Pertumbuhan
ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan kondisi utama atau suatu
keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan.
Oleh karena itu, semakin bertambahnya pendapatan masyarakat setiap tahunnya,
maka akan bertambah pula kebutuhan konsumsi setiap tahunnya. Selain dari sisi
permintaan (konsumsi), dari segi penawaran, pertumbuhan penduduk juga
membutuhkan pertumbuhan kesempatan kerja (sumber pendapatan).
Ada empat Teori
yang mengemukakan tentang pertumbuhan ekonomi. Teori-teori tersebut
diantaranya, yang pertama ialah teori klasik. Dasar pemikiran dari teori
klasik ini adalah pembangunan ekonomi yang diandasi oleh sistem liberal, yang
mana pertumbuhan ekonomi dipacu oleh semangat untuk mendapatkan keuntungan
maksimal. Jika
keuntungan meningkat, tabungan akan meningkat, dan investasi juga akan
bertambah. Hal ini akan meningkatkan stok modal yang ada, skala produksi
meningkat dan meningkatkan permintaan terhadap tenaga kerja sehingga tingkat
upah juga meningkat. Yang termasuk dalam teori pertumbuhan ini ialah teori pertumbuhan
Adam Smith, yang mengemukaan bahwa faktor penentu proses produksi ada tiga
yaitu sumber daya alam, sumber daya manusia, dan barang modal. Yang kedua ialah
teori pertumbuhan David Ricardo. Beliau mengemukaan bahwa pertumbuhan ditentukan
oleh sumber daya alam (dalam arti tanah) yang terbatas jumlahnya, dan jumlah
penduduk yang menghasilkan jumlah tenaga kerja yang menyesuaikan diri dengan
tingkat upah, di atas atau di bawah tingkat upah alamiah. Yang ketiga ialah
teori pertumbuhan dari Thomas Robert Malthus. Yang mengemukaan bahwa ukuran
keberhasilan suatu perekonomian adalah kesejahteraan Negara. Sektor yang
dominan adalah pertanian dan industri. Serta ada dua penentu yang menjadi tolak
ukur yaitu faktor - faktor ekonomi (Tanah, tenaga kerja, modal) dan faktor –
faktor non ekonomi seperi organisasi (keamanan atas kekayaan, konstitusi dan
hukum yang pasti, etos kerja dan disiplin yang tinggi). Pencetus teori klasik
yang ke-empat ialah teori Marx. Selanjutnya, teori pertumbuhan ekonomi yang
kedua ialah teori Neo-Keynes. Dalam teori ini, Harrod dan Domar memperluas
teori Keynes dengan keseimbangan teori ekonomi yakni memfokuskan investasi dan
saving. Teori pertumbuhan ekonomi yang ketiga ialah teori Neo-Klasik yang
terdiri dari Alfred marshall, Leon Walras dan Knut Wicksel. Dan Teori
pertumbuhan ekonomi yang ke-empat ialah teori modern.
Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor-faktor tersebut diantaranya sumber daya alam yang merupakan faktor
input yang akan diubah menjadi output. Sumber daya alam yang beraneka
ragam menjadikan kekayaan akan bahan baku untuk dijadikan beraneka jenis produk
tanpa harus mengimpor dari negara lain. Faktor yang kedua ialah akumulasi
modal, yakni pendapatan yang ditabung untuk diinvestasikan ke produksi dalam
bentuk bahan baku peralatan, pabrik baru dan infrastruktur. Faktor ketiga ialah
pertambahan penduduk dan angkatan kerja. Pertambahan penduduk merupakan
penambahan jumlah tenaga kerja produktif untuk mengerjakan proses produksi.
Faktor yang ke-empat ialah kemajuan teknologi yang merupakan kemajuan hasil
riset tentang penemuan-penemuan baru dan teknologi baru, sehingga dapat
meningkatkan produktifitas lebih cepat. Faktor yang terakhir ialah sistem
sosial dan sikap masyarakat yang memegang peranan penting dalam menciptakan
pertumbuhan ekonomi.
Fluktuasi
Perekonomian Indonesia sangat terkait dengan fluktuasi stabilitas sosial,
politik dan keamanan. Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat secara relatif maupun
absolute. Pada masa orde baru, Indonesia menerapkan sistem Planned Economy,
yang terdiri dari beberapa tahapan. Diantaranya tahap pertama, yaitu
mengubah pola atau basis tradisonal menjadi pola perekonomian modern. Tahap
kedua ialah precondition
(tinggal landas). Dalam tahap ini, faktor pertanian masih menjadi sektor yang
dominan dan penting, kegiatan perekonomian bergerak secara dinamis, juga sektor
industri, jasa, dan lembaga keuangan mulai berkembang. Hal ini di realisasikan
dengan pembangunan infrastruktur seperti jalan raya, rel kereta, dan lain-lain.
Tahap selanjutnya adalah initiating take off. Dalam
tahap ketiga ini,porsi pembangunan mulai diserahkan kepada swasta. Pemerintah
lebih bersifat menjadi pendorong melalui peraturan dan kestabilan politik.
Peran penanaman modal asing dalam pembangunan semakin tinggi, bahkan jauh lebih
tinggi peran swasta maupun domestik Negara. Selanjutnya, Growth Model bertumpu
pada akumulasi kapital melalui pasar modal. Tahap yang ke-empat ialah tinggal landas. Ini
merupakan tahap yang paling menentukan pertumbuhan ekonomi. Menurut Kuncoro
tahap ini dibagi menjadi tiga. Yang pertama ialah kenaikan laju investasi
produktif antara 5 – 10 persen dari pendapatan nasional, kedua ialah
perkembangan salah satu dari beberapa manufaktur yang sangat tinggi, dan yang
ketiga ialah adanya kerangka poitik, institusi yang jelas, dapat mendorong
ekspansi di sektor modern. Pada peran ini pemerintah hanya sebagai fasilitator
bukan inisiator, peran swasta sangat tinggi dalam pembangunan, mekanisme pasar
mulai diperkenalkan dalam Local Currency
dalam perdagangan internasional. Tahap kelima adalah tahap
konsumsi tinggi. Meskipun pemerintah berusaha menyadarkan masyarakat bahwa
kesejahteraan individu tidak hanya dapat diselesaikan dengan masalah konsumsi,
tetapi nyatanya masih banyak kemiskinan melanda, dan pertumbuhan ekonomi yang
dicerminkan pada pendapatan nasional hanya dapat dinikmati oleh golongan
masyarakat tertentu saja. Dan dari situlah mulai adanya kerapuhan pada
perekonomian, dan selanjutnya terjadilah krisis moneter pada saat itu.
Menanggapi hal diatas, dapat dianalisa beberapa faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Diantaranya kredit perbankan yang berperan
dalam mendorong perluasan kesempatan kerja dengan penyediaan dana untuk membuka
ladang usaha. Faktor analisa yang kedua ialah tingkat konsumsi. Apabila
masyarakat banyak mengkonsumsi produk-produk dalam negeri, maka dinyatakan bahwa negara
tersebut dapat dominan memenuhi kebutuhan suatu negaranya. Namun apabila
masyarakat banyak mengkonsumsi produk – produk luar negeri, maka pertumbuhan
ekonomi suatu negara tersebut berkurang. Karena selalu mengkonsumsi produk
impor dapat dikatakan pola konsumtif. Faktor yang ketiga ialah tenaga kerja.
Posisi tenaga kerja dapat menggerakkan perekonomian suatu daerah, karena tenaga
kerja produktif merupakan sumber penerimaan daerah dan merupakan sektor pajak
dari konsumen. Faktor ke-empat ialah pengeluaran pemerintah, yang kelima ialah
volume ekspor. Semakin tinggi ekspor yang dikeluarkan suatu Negara, semakin
tinggi produktifitas kerja dan semakin tinggi tingkat pertumbuhan ekonomi suatu
Negara. Dan yang terakhir ialah indeks pembangunan Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas adalah pertumbuhan
ekonomi yang memiliki tolak ukur dalam mengurangi masalah masalah dalam
perekonomian, terdapat beberapa strategi yang disebut Triple Track Strategy,
yaitu : Pro – Poor, Pro Job, dan Pro Growth. Basis pertama yaitu meningkatkan
ekspor dan investasi, basis kedua menggerakkan sektor Riil guna meningkatkan
lahan tenaga kerja, basis ketiga yaitu merevitalisasi pertanian, kehutanan, dan
ekonomi pedesaan untuk mengurangi kemiskinan. Untuk menunjang pertumbuhan
ekonomi yang berkualitas, dapat dilakukan beberapa stretegi pembangunan. Yakni
dengan menggalakan aksi Pro Job, Pro Poor, dan Pro Growth dengan cara menjamin
pendidikan,kesehatan jaminan sosial, dan pemerataan pada tenaga kerja. Pro job lebih
ditekankan pada percepatan perluasan lapangan pekerjaan. Dengan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas mampu mencerminkan adanya
peningkatan aktivitas dunia usaha dan ekonomi yang akan memberikan peluang
besar kepada angkatan kerja di pasar. Karena itu, pertumbuhan ekonomi yang
tinggi dan berkualitas baru dapat dicapai jika disertai dengan peningkatan
kesempatan kerja dan penurunan tingkat pengangguran di masyarakat. Pemerintah
harus mampu mendorong sektor riil yang banyak menyerap tenaga kerja agar
pengangguran dapat ditekan seminimal mungkin. Selanjutnya, pengelolaan ekonomi yang pro poor diarahkan
untuk mengurangi kemiskinan. Menurunnya jumlah penduduk miskin
merupakan indikator keharusan yang secara langsung dapat menunjukkan
peningkatan kesejahteraan rakyat.
Untuk mengetahui apakah Indonesia sudah termasuk memiliki
pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, maka kita harus mengetahui bagaimana
karakteristik pertumbuhan ekonomi dikatakan berkualitas. Diantaranya pertumbuhan
ekonomi yang terus menerus meningkat dan berkelanjutan, adanya pertumbuhan yang
dibarengi dengan pemerataan, banyaknya lapangan pekerjaan, dan adanya
kesejahteraan masyarakat. Kenapa kita harus menuju pertumbuhan ekonomi yang
berkualitas? Hal ini dikarenakan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas memiliki
beberapa manfaat seperti terbukanya lapangan pekerjaan dan mengurangi
pengangguran, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memperbaiki ekonomi
masyarakat, mengurangi risiko gejolak sosial dan meningkatkan stabilitas sosial
politik. Namun, dalam upaya mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas
ini, terdapat beberapa faktor yang menjadi penghambat usaha tersebut. Hambatan-hambatan
itu ialah kemiskinan (poverty), permasalahan kemiskinan masih menjadi masalah
utama. Di Indonesia, penurunan kemiskinan berjalan lambat. Hal ini disebabkan
oleh dua hal. Yakni kebijakan penanggulangan kemiskinan yang kurang tepat
karena kurang memperhatikan karakteristik kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi
yang belum berkualitas. Hambatan yang kedua ialah ketimpangan (inequality),
meskipun pendapatan perkapita terus meningkat, namun pada saat yang sama
ketimpangan pendapatan terus melebar karena rata-rata pengeluaran/pendapatan
penduduk golongan bawah lebih lambat dibandingkan kelompok kelas menengah dan
kaya.
Sekarang pertanyaanya adalah apakah pertumbuhan ekonomi di
Indonesia sudah berkualitas?. Dengan penjelasan diatas, dapat kita tarik benang
merah bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia selama ini belum berkualitas
meskipun selama ini pertumbuhan ekonomi cukup tinggi. Dikatakan belum
berkualitas karena selama ini pertumbuhan ekonomi Indonesia belum mampu
mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan. Dampaknya hanya baru dirasakan
oleh masyarakat tertentu. Ketimpangan dalam masyarakat masih ada, pendapatan
per kapita masyarakat juga tidak merata, serta penduduk miskin masih saja
bertambah. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, diharapkan mampu
mengurangi pengangguran dan kemiskinan sehingga kesejahteraan rakyat dapat
terwujud melalui (growth with equality). Pertumbuhan ekonomi yang
berkualitas seharusnya berawal dari kesiapan pra-kondisi yang menuntut
kemampuan atau kinerja stabilitas ekonomi makro yang kondusif sebagai
prasyaratnya. Hasilnya harus dapat berimplikasi yang positif pada tumbuh dan
berkembangnya aktivitas riil di semua sektor ekonomi, terutama UMKM. Karena,
aktivitas di sektor UMKM pada dasarnya lebih mampu menyerap tenaga kerja dalam
jumlah besar sebagai salah satu indikator keberhasilan dari pertumbuhan ekonomi
yang berkualitas tersebut. Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkualitas
hendaknya lebih diletakkan pada kemampuan dari pengeluaran sektor investasi yang
sangat fundamental, khususnya investasi di bidang human capital, capital
social, infrastruktur dan teknologi khususnya teknologi informasi.
Penguatan investasi pada semua sektor melalui bidang tersebut sangat jelas
lebih mampu menciptakan efek ganda (multiplier effect) yang lebih
tinggi dalam pertumbuhan dan pembangunan ekonomi suatu bangsa (Indonesia).
Dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas secara berkelanjutan, akan
berdampak positif pada semakin maju dan sejahteranya rakyat suatu Negara yang bersangkutan,
atau dengan daya kreativitas dan inovatifnya akan lebih mampu merubah dirinya
dari kondisi keterbelakangan menuju ke dalam kondisi masyarakat yang lebih
maju dan mandiri. Pendek kata, Negara – negara yang sedang berkembang khususnya
Indonesia dapat membuat strategi dan penambahan kualitas efektifitas kerja,
serta investasi sumber daya manusia untuk dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi yang berkualitas.
Daftar pustaka :
Tambunan, Tulus T.H.2001.Perekonomian
Indonesia:Teori dan temuan empiris. Jakarta:Salemba empat
Sukirno, Sadono.1985.Ekonomi Pembangunan:Proses,Masalah,dan
Dasar Kebijaksanaan. Jakarta:Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi UI,Bima Grafika
https://docs.google.com/document/d/1CllNZyd3nqYg0uLywfWuF3gSgqFTRitzzxXCTRCq80I/preview
(diakses tanggal 6 Maret 2014. pukul 14:44)
http://ninomarry.blogspot.com/2009/06/pertumbuhan-ekonomi-yang-berkualitas.html
(diakses 6 Maret 2014. pukul 14:54)
http://budisansblog.blogspot.com/2012/06/pertumbuhan-ekonomi-berkualitas.html
(diakses 6 Maret 2014. pukul 15:00)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar