PASAR TRADISIONAL VS PASAR MODERN SERTA PERAN LKM DI DALAMNYA |
Bila seseorang diberi pilihan untuk belanja di pasar
tradisional atau pasar modern, sudah pasti mereka lebih memilih opsi yang kedua
yakni belanja di pasar modern. Menjamurnya pasar modern, dari minimarket hingga
supermarket mulai dari daerah perkotaan hingga perkampungan di berbagai daerah
membuat kalangan pedagang pasar tradisional makin terjepit. Pedagang
mengaku sulit bersaing karena selain barang dagangan yang beragam, harga yang
ditawarkan di pasar modern pun saat ini tergolong murah. Diduga menurunnya daya
beli masyarakat di pasar tradisional selama ini akibat konsumen lebih suka
memilih belanja di pasar modern, ketimbang di pasar tradisional. Selama ini
pasar tradisional dikaitkan dengan kondisi pasar yang becek dan bau,
tawar-menawar yang rumit, tidak aman, risiko pengurangan timbangan, penuh
sesak, Faktor desain dan tampilan pasar, tata ruang, tata letak, keragaman dan
kualitas barang, promosi penjualan, jam operasional pasar yang terbatas, dan
sejumlah alasan lainnya yang merupakan kelemahan terbesar pasar tradisional
dalam menghadapi persaingan dengan pasar modern. Padahal, pasar tradisional
juga masih memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki pasar modern, di
antaranya adalah Lokasi yang strategis, area penjualan yang luas, keragaman
barang yang lengkap, harga yang rendah, sistem tawar menawar yang menunjukkan
keakraban dan masih adanya kontak sosial antara pedagang dan pembeli.
"Tidak seperti pasar modern yang memaksa konsumen untuk mematuhi harga
yang sudah dipatok. Bagaimanapun juga pasar tradisional lebih menggambarkan
denyut nadi perekonomian rakyat kebanyakan. Di tempat itu, masih banyak orang
yang menggantungkan hidupnya, mulai dari para pedagang kecil, hingga pedagang
asongan.
Eksistensi pasar modern di Indonesia mengalami perkembangan
yang sangat pesat. Maraknya pasar modern yang mengakibatkan terjepitnya pasar
tradisional memang sangat merugikan masyarakat bawah khususnya yang
menggantungkan hidupnya pada pasar, Selain mengalami pertumbuhan dari sisi
jumlah dan angka penjualan, peritel modern mengalami pertumbuhan pangsa pasar
sebesar 2,4 persen per tahun terhadap pasar tradisional. Keberadaan pasar
modern di Indonesia akan berkembang dari tahun ke tahun. Perkembangan yang pesat
ini bisa jadi akan terus menekan keberadaan pasar tradisional pada titik
terendah. Pasar modern yang notabene dimiliki oleh peritel asing dan
konglomerat lokal akan menggantikan peran pasar tradisional yang mayoritas
dimiliki oleh masyarakat kecil yang sebelumnya menguasai bisnis ritel di
Indonesia.
Pertarungan antara pedagang tradisional dengan pasar modern
merupakan fenomena umum di era globalisasi. Jika Pemerintah tidak hati-hati,
dengan membina keduanya supaya seimbang, Pasar Modern justru akan membuat semua
pedagang tradisional mati secara sistematis. Tantangan yang harus dihadapi oleh
pasar tradisional diantaranya adalah keterbatasan modal, akses pada institusi
keuangan, tidak adanya agunan, kurangnya pilihan pemasok, kemamuan manajemen
terbatas dan minimnya fasilitas. Untuk menjawab permasalahan keterbatasan
modal, maka perlu mengoptimalkan potensi lembaga keuangan yang dapat menjadi
alternatif sumber dana bagi para pedagang di pasar tradisional. Salah satu
lembaga keuangan yang dapat dimanfaatkan dan mendorong untuk membiayai kegiatan
perekonomian di pasar tradisional yang mayoritas masuk kedalam segmen usaha
mikro, kecil dan menengah, adalah lembaga keuangan mikro (LKM). Dalam hal
ini, LKM diharapkan mampu memberikan pencerahan semisal bantuan modal yang
dapat diakses oleh pedagang pasar tradisional dan pelaku usaha mikro tanpa
harus menerapkan agunan. Selain itu, LKM juga dapat memfasilitasi
dilaksanakanya pelatihan tepat guna yang di integrasikan dalam program
tersebut. Tujuanya adalah mengembangkan para pelaku usaha mikro agar dapat
menjadi pemilik usaha yang lebih andal dan mandiri untuk menopang persaingan
dengan pasar modern. Disini peran Lembaga Keuangan Mikro (LKM) diperlukan untuk
membantu pasar tradisional agar tetap mampu bersaing dengan pasar modern
sehingga masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada pasar tradisional mampu
mencapai kesejahteraannya. Dengan jasa pengembangan usaha mikro yang diberikan
oleh Lembaga Keuangan Mikro pada usaha-usaha yang terdapat di pasar
tradisional, diharapkan mampu mengembalikan kepercayaan diri pedagang di pasar
tradisional bahwa mereka mampu memberikan semua yang dibutuhkan oleh masyarakat
dengan harga yang lebih rendah daripada pasar modern, namun tetap dengan
kualitas yang tidak kalah dengan pasar modern.
Singkat kata, Pasar tradisional masih merupakan wadah utama
penjualan produk-produk kebutuhan pokok yang dihasilkan oleh para pelaku
ekonomi bersekala mikro, kecil serta menengah. Meskipun keberadaan pasar modern
seakan menjadi pesaing utama bagi keberadaan pasar tradisional. Perkembangan
pasar modern di Indonesia merupakan pesaing ketat bagi pasar tradisional jika
lembaga keuangan mikro sebagai lembaga pemberi jasa keuangan bagi pengusaha
kecil tidak berperan aktif sebagai pendorong untuk pembiayaan kegiatan
perekonomian di pasar tradisional yang mayoritas masuk kedalam segmen usaha
mikro, kecil dan menengah. Lembaga keuangan mikro dapat menjadi
alternatif sumber dana bagi para pedagang di pasar tradisional, karena faktor
utama yang menjadi permasalahan dalam pasar tradisional terdapat pada
keterbatasan modal. Keberadaan pasar, khususnya tradisional, merupakan salah
satu indikator paling nyata kegiatan ekonomi masyarakat di suatu wilayah.
Pemerintah harus memperhatikan keberadaan pasar tradisional sebagai salah satu
sarana publik yang mendukung kegiatan ekonomi masyarakat. Perkembangan jaman
dan perubahan gaya hidup yang dipromosikan begitu hebat oleh berbagai media
telah membuat eksistensi pasar tradisional menjadi sedikit terusik. Lembaga
keuangan mikro (LKM) diperlukan untuk membantu pasar tradisional agar tetap
mampu bersaing dengan pasar modern sehingga masyarakat yang menggantungkan
hidupnya pada pasar tradisional mampu mencapai kesejahteraannya. salah satunya
dengan melaksanakan pelatihan tepat guna yang di integrasikan dalam
program pengembangan pasar tradisional tersebut. Tujuanya adalah mengembangkan
para pelaku usaha mikro agar dapat menjadi pemilik usaha yang lebih andal dan
mandiri untuk menopang persaingan dengan pasar modern.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar