Rabu, 07 Januari 2015

Hitam+Putih=Abu



Hitam+Putih=Abu

Writer : Silviana

Hey, kenalin namaku shendy. Aku anak pertama dari dua bersaudara. Setidaknya aku dan adikku masih berbeda 7 tahun meskipun perawakan kami terlihat hampir sama. Oke saat ini aku masih berusia 17 tahun.  namun aku sudah kuliah di salah satu universitas negeri di Jakarta. Entah kenapa aku memilih mengambil jurusan seni. Padahal seperti yang aku inginkan, aku ingin sekali bekerja di sebuah perusahaan besar yang ternama sebagai sekretaris atau staff accounting. entah apa karna usiaku yang masih kecil, atau  aku yang masih kekanak-kanakan, atau terlalu egois atau memang karakterku yang mudah cemburu, dari sejak aku SD sampai kuliah aku selalu saja merasa susah jika nilaiku tersaingi. Kata psikolog yang pernah di datengin mamaku pada acara sosialisasi apa gitu, aku gak begitu ngurus deh, dalam  forum acara ibu-ibu. Psikolog itu bilang “anak yang pintar atau dari kecil berprestasi, mereka mempunyai  beban  mental  tersendiri. karena mereka harus berpikir bagaimana cara untuk mempertahankan prestasi yang telah ia dapatkan tersebut. Jika suatu saat prestasi mereka mungkin turun, mereka akan merasa malu dan mental merekalah yang  akan terbebani”. Bukan bermaksud sombong ya, tapi mungkin saja aku adalah salah satu diantara mereka. Dan itu yang membuatku merasa memiliki beban berat saat melihat teman memperoleh nilai yang lebih tinggi. Memang bukan perbuatan yang baik. Namun begitulah yang aku rasakan.

Begitupun jika dalam masalah perasaan. Kita aku dan kamu pasti tau lah bagaimana hubungan sepasang cowok dan cewek yang saling suka. Seperti remaja yang lain aku juga pernah jatuh cinta, aku juga pernah pacaran meski sekarang statusku mungkin lajang seperti yang tertera di status hubungan pada facebook. Aku sengaja gak sebut jomblo karena terdengar lebih mengenaskan. Karena bener bener takut kehilangan apa yang udah aku pertahanin dari kecil, jadi tiap ujian semester aku gabung bersama pada perkumpulan jomblo, dan mengenai cowokku? Itu urusan dia mau kemana aja, yang penting jangan ganggu dan jangan selingkuh. Setidaknya hubungan yang mungkin  sedikit otoriter itu berjalan 3 tahun selama aku duduk di bangku SMA.  Aku kira aku bukan saja punya sikap egois tapi juga punya sifat GR akut yang mungkin udah stadium akhir. Tiap ada perhatian dari cowok yang terkesan gimana gitu, hati langsung pengen lari. Padahal gak lagi lomba marathon. Karna itu juga akhirnya hubungan yang udah berjalan lama itu akhirnya berakhir. Kata temen temen sih “sayang banget udah 3 tahun kok putus”. Sebenarnya emang sayang banget sih. Lagian aku juga masih sayang sama dia. Tapi mau gimana lagi, sayang gak sayang kami udah 1 tahun putus dan gak ada tanda tanda bakal balikan. Bahkan aku juga gak tau gimana kabar dia sekarang. Aku sempet mikir dia tuh egois banget. Kejadian udah 1 tahun yang lalu tapi masih aja dibuat dendam. Itu bukan sepenuhnya salahku juga kok. Itu salah dia dan juga mungkin salah keluarganya. Aku sih bukanya mau ngejelek jelekin atau bagaimana. Tapi memang benar , karna putus dan gak ada tanda tanda balikan sampe sekarang aku jadi masih kesel sama adiknya. Kalian pasti udah bisa nebak deh kenapa aku kesel sama adiknya. Yaiyalah karna salah satu faktor penyebab kami putus itu adiknya.

sebenarnya satu tahun jadi pengangguran tuh ada enaknya ada enggaknya. Maksudku pengangguran cinta alias jomblo. Memang sih semester awal aku janji kalo gak mau pacaran meskipun para cowok pada antri sampe ngemis ngemis (Mungkin kalian mikir aku agak lebay atau bahkan kena lebay akut).  Dan itu bener banget. satu cowok katanya, KATANYA sih suka sayang cinta sama aku gitu. Simple aja lah aku udah keburu janji buat gak pacaran jadi aku tolak aja tuh cowok . lagian aku juga gak sreg sama dia. Eh mungkin dia sakit hati atau gimana nih ya, dia tanpa sengaja atau memang sebenarnya disengaja mulai musuhin aku. Aku fikir dia belum tau siapa aku sebenarnya  eh mau nyari gara gara. Ya iya emang disini mereka semua baru pertama kali mengenal aku. Karena dari ratusan murid di SMA ku, hanya aku yang kuliah ditempat ini.  Singkat aja hanya dalam waktu kurang dari satu bulan hubungan pertemanan baik antara aku dan si cowok itu kacau balau. Aku juga lama lama jadi ilfil sama dia. Kenapa gak, bukan apa apa dia udah sok sokan nglarang orang buat deketin aku. Jiah emang dipikir dia siapa.
Sudahlah, sebenarnya hal itu gak usah terlalu dipikirin sih. Lagian udah kelewat setengah tahun lebih. Dengan berbaliknya kalender dikamarku, akhirnya kalender menunjukkan bulan juni dan itu adalah saatnya ujian semester 2. Tahun yang sangat cepat berjalan atau aku yang terlalu lambat. Hari ini jam bahasa inggris. Aku berdoa semoga kali ini aku dapat kelompok yang bisa diajak kerjasama. Gak seperti waktu ujian tengah semester lalu. Sampe sampe aku hampir aja stress gara gara mikir ujianku. Aku sengaja duduk disamping beberapa teman yang ingin aku ajak satu kelompok. Dengan begitu aku gak akan mendapatkan satu kelompok yang susah diajak serius. Dan benar saja saat asisten dosen menyebut satu persatu nama kami, aku masuk kedalam kelompok para anak pintar. Sebenarnya itu merupakan rasa was was tersendiri karna mungkin akulah yang paling minim dalam hal bahasa inggris di kelompok tersebut.
“dek shendy ayo sini kumpul di kelompok satu. Cepet”
“ya kak”. Seperti yang kalian tau, disini aku seperti adik mereka. Aku yang paling kecil namun aku tak ingin di anggap kecil. Aku suka mereka memanggilku dengan panggilan adik. Karna aku merasa disayangi disini. 

Dulu waktu kecil aku emang sempet mikir buat jadi artis suatu hari nanti karna bisa main film apalagi bisa main sinetron dan bakal muncul tiap hari di tv. Tapi keinginan itu kayaknya mending aku lupain aja kali ya. Setelah tau gimana gak enaknya jadi artis. Meski aku Cuma jadi artis film buat tugas akhir semester yang filmya di buat, diperankan, disutradarai, dan di tayangkan sendiri oleh satu kelompok yang berjumlah 12 orang aja. Jadi artis itu rasanya kaya harus jalan kaki dari papua ke Sumatra, terjun dari puncak Himalaya, manjat tembok cina, dan renang di samudra hindia. Hahaha pokoknya capek pake banget. Padahal Cuma jadi artis seminggu aja. Tapi layaknya artis artis besar cinta lokasi atau bahasa kerenya cinlok juga bisa terjadi. Ya lagi lagi karna ke GR an akut yang aku derita.

Singkat cerita aku suka sama salah satu lawan mainku, entah emang apa yang aku rasakan ini benar atau hanya sebatas GR akut, tapi perhatian dia selama shooting itu mampu buat aku merasa salah tingkah setiap ketemu sama dia. Apalagi waktu dia nganterin aku pulang malam itu, haaah rasanya seperti terbang diatas awan. Lalu setelah sadar kemudian jatuh ketanah karna gak pake parasut. Selama pengerjaan proyek film ini, aku benar-benar ngrasain kalo aku dan dia cocok pake banget. Saking ngerasa cocoknya, aku merasa gak perlu lagi memastikan perasaanya, karna aku yakin banget dia suka sama aku, seperti aku suka sama dia.
Beberapa minggu akhirnya proyek film kamipun jadi. Dan yang membuat aku masih tetap tersenyum dalam kekonyolan adalah karna hubungan kami masih tetap lancar meski proyek kami sudah bubar. Tapi sayangnya semua itu gak berjalan lama. Seperti halnya cinta lokasi para artis sungguhan, cinta lokasi kita juga selesai dengan selesainya proyek itu. Kami kembali sendiri-sendiri dan kembali hanya mengenal nama satu sama lain. Apalagi semenjak semester dua itu kami tidak satu kelas lagi.
Aku kembali sendiri dan mungkin aku akan kembali pada prinsip awalku. Prinsip awal untu tidak memasukkan urusan cinta dalam studyku sampai akhirnya aku memakai toga. Sejak itu aku perasaan enggan meneruskan kuliah tiba-tiba muncul. Aku hanya tidak ingin salah satu contoh kecil dalam pembuatan proyek waktu itu bakal terjadi setelah aku menemukan pekerjaan yang cocok dengan profesiku. Aku kembali merasa tidak cocok dengan jurusan yang aku ambil. Tapi mau gimana lagi, aku sudah menginjak semester 4 sekarang. Uang yang sudah aku keluarkan untuk biaya kuliah juga tidak sedikit. Jika aku berhenti kuliah mau jadi apa aku? Dan jika aku pindah kuliah dan mengulang dari awal? Bisa tua dikampus. Maka aku memutuskan inilah pilihanku dengan segala resikonya.  Inilah pilihanku dengan segala konsekuensinya. Inilah pilihanku dengan segala kelebihan dan kekuranganya .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar